Kehangatan Jawa Ciptakan Rasa Perjalanan Ketika Solo Travelling

by - Oktober 28, 2016



Salam Jum'at kedan melalak
Sudah lama tidak berbagi keceriaan dan kebahagian serta moment-moment dalam perjalanan. Hari ini, hati ingin terus berbagi di hari jum'at ini. Insha Allah semua berkah dunia akhirat.
Cerita hari ini mengenai perjalanan Saya saat di pulau Jawa.
Kehangatan Jawa begitu mengenang di hati dan memori.
Solo travelling memang bukan hal yang mudah namun begitu menyenangkan dan penuh tantangan.




Journey #1 Road to Bandung
“Beli selendang minum es dungdung, selamat datang di kota Bandung”.
Suara indah pramugari cantik maskapai hijau QG-927 yang sedang berpantun menarik perhatian penumpang sekitar pukul 14.10 wib di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Perjalanan ini anti mainstream karena aku belum pernah bertemu siapa pun yang ada di kota tersebut. Aku hanya mendapatkan referensi dari seorang teman dari Medan bahwa ia memiliki teman di Bandung dan orang tersebut yang bisa kujumpai selama di sana.


Kehangatan Teman & Warga Setempat
Aku dan teman baruku belum saling mengenal dan bertemu sebelumnya namun ia berbaik hati menjemputku dari bandara. Temanku tersebut dengan teman lainnya mencarikanku penginapan di kos cewek. Aku disambut dengan hangat dan mereka memberikan pelayanan terbaik selama di Bandung. Bahkan segala biaya makan dan transportasi selama di Bandung dibayar oleh mereka. Warga setempat juga sangat ramah, penjual makanan di beberapa rumah makan pun menunjukkan sikap yang bersahabat dengan tutur kata yang lembut dan sopan santun. Saat aku berbelanja di pasar kembang, pasar baru trade center dan pasar cibaduyut, harga yang dipatokkan juga tidak terlalu tinggi serta para pedagang yang ramah menawarkan pengunjung untuk singgah ke toko mereka.

Wisata Malam Asia Afrika
Malam hari, aku diajak teman-teman tersebut menghabiskan waktu menikmati wisata malam di seputaran Asia Afrika. Pada saat itu,baru saja diselenggarakan konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Ada beberapa tiruan gambar para tamu yang menghadiri KAA tersebut. Para wisatawan pun memanfaatkan moment untuk berfoto di samping tiruan gambar tersebut. Aku tentu ikut andil berfoto di sebelah gambar presiden Indonesia, Bapak Jokowi. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati wisata di mesjid raya Bandung dan di pinggir jalan ada huruf-huruf besar yang tersusun menjadi tulisan BANDUNG serta ada ayunan di antara huruf-huruf tersebut. Para wisatawan dapat berfoto sambil duduk-duduk santai di kursi-kursi yang sudah disediakan di depan tulisan BANDUNG tersebut.









Journey#2 Road to Jogja
Perjalanan dari Bandung dilanjutkan ke Jogja. Aku mengambil perjalanan malam dengan menggunakan kereta api dari stasiun Kiaracondong Bandung. Kenikmatan yang tak ternilai adalah moment bermalam di kereta api sambil mengobrol dengan para penumpang lainnya. Aku berkenalan dengan orang baru selama di kereta. Ada banyak warga yang memiliki karakter berbeda-beda namun mereka tetap hangat dan asik diajak untuk berbicara. Aku pun tidak merasakan takut di perjalanan meskipun hanya sendirian.


Kehangatan Kota Pelajar
Jogja memberikan nuansa yang benar-benar hangat. Kota pelajar memang pantas sebagai sebutan kota ini. Ada banyak kampus-kampus terbaik disini. Mahasiswa-mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia ada disini. Masyarakat disini juga sangat ramah. Malam itu aku berjalan sendirian menelusuri Jalan Malioboro, abang-abang tukang becak menanyakanku dengan bahasa Jawa,”arek nandi toh mbak, melaku-laku dewe waye”. Yah, aku merasakan kesejukan mendengar pertanyaan dari orang-orang sekitar. Aku yang menginap di hotel sendirian pun tidak merasakan ketakutan karena memang Jogja ini kota wisata yang memberikan kesan kenyamanan kepada siapa saja.
Di Siang hari, aku pun berbelanja sendirian di Pasar Beringharjo dan seputaran Malioboro. Harga yang tidak tinggi membuat nyaman berbelanja, tanpa perlu menawar hingga rendah. Barang-barang yang dijual juga unik dan kreatif. Para penjual juga menunjukkan keramahtamahan sehingga sebagai pembeli tidak ragu untuk melihat-lihat barangnya terlebih dahulu. Aku pun sempat berkenalan dengan pemilik sebuah distro yang ada di seputaran Malioboro. Ia ternyata dosen dan pelatih taekwondo di Universitas Gajahmada. Awalnya aku takut juga saat diantarkannya menuju kampus UGM namun ternyata memang orang nya baik. Itulah Jogja memang mampu memberikan kesan hangat dan membuat selalu rindu ingin kembali menikmati Jogja.



Wisata Sejarah Vredeburg
Setelah berbelanja, aku melanjutkan eksplorasi Jogja dengan berwisata sejarah di Benteng Vredeburg. Jogja memang tidak hanya menampilkan keindahan alam, budaya namun memiliki cerita sejarah yang bisa dipelajari dari kisah para pejuang terdahulu. Di benteng vredeburg ada banyak wisatawan lokal maupun internasional, dengan biaya masuk Rp.2000 untuk orang dewasa dan Rp.1000 untuk anak-anak menjadikan benteng ini banyak diminati serta lokasinya yang di kawasan titik nol km sehingga mudah dijumpai oleh para wisatawan. Ada banyak miniatur-miniatur dari kondisi rapat pada masa dahulu, ada juga games yang sudah dirancang seolah-olah sedang berperang pada masa dulu. Benteng ini juga sudah canggih, semua pengunjung dimudahkan dengan adanya layar tv LCD yang dapat digunakan untuk mencari sejarah yang ada.





Spirit of Java
Masyarakat Indonesia memang dikenal memiliki semangat yang tinggi untuk berjuang menjalani kehidupan namun di Jogja kita akan menemukan sosok-sosok inspiratif. Banyak warga yang sudah tua tetap semangat berjualan di seputaran Malioboro. Para pengamen yang ada juga menunjukkan penampilan musik tradisional yang kreatif dan asik untuk dinikmati pengunjung.

Bermalam di Bandara Soetta

Ah, pengalaman ini benar-benar pertama kali untuk Saya. Keesokan harinya puasa, dan Saya harus masih bermalam di bandara. Dikarenakan terlambat 5 menit saja untuk check in. Dahulu orang-orang akan takut berada di bandara malam hari, namun jika kita berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang sekitar maka akan menyenangkan. Saya bersyukur karena bandara Soetta saat ini sudah lebih nyaman karena ada beberapa orang yang juga berlalu lalang. Saya sempat bingung mencari makanan di tengah malam untuk makan sahur namun ada beberapa orang yang berbaik hati membelikan nasi padang yang ada di luar dekat bandara. Saya pun merasakan kehangatan Indonesia. Orang-orang yang mampu memberikan kenyamanan dalam nuansa Indonesia. Mereka yang juga bermalam saat itu dari beberapa provinsi Indonesia, ada yang suku padang, suku bugis. Dari logat mereka berbicara saya bisa paham dari mana mereka berasal. Ah,indahnya Indonesia. Saya temukan kehangatan Jawa yang ciptakan rasa kenyamanan, kebahagiaan ketika di perjalanan.




You May Also Like

22 Comments

  1. Aaaaakkk kangen Bandung dan Jogjaaaa! Padahal biasanya tiap tahun aku rutin sowan ke Bandung, ngetrip sendiri sambil nostalgia dan meet up sama temen2 kuliahku dulu. Hehehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak
      Awak pun kangen Jogja kali.
      Berharap bisa kesana tahun ini.
      aamiin

      Hapus
  2. Aaaahhh aku pun jadi rindu Jogja lagi, padahal Agustus kemarin baru ke sana. Selain budaya,makanan di sana murah meriah, hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak
      rasanya pengen sering ke jogja gitu
      serba murah dan nyaman banget.
      one day bisa kesana lagi bareng suami
      Aamiin

      Hapus
  3. Mantap kali lah abis dari Bandung langsung ke Jogja. Solo traveling memang tak kalah asyiknya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak
      enaknya solo travelling itu bsa sesuka hati mau kemana aja.hihihi

      Hapus
  4. Solo dan Jogja memang gak ada habisnya, bolak-balik ke sana gak ada bosannya.
    apalagi Sukoharjo-nya, pas banget :)
    thank dan salam kenal Mbak

    BalasHapus
  5. wahhhh...seruuu banget.. ngebayangin ke bdg yk lalu jkt kayanya capek ya mba, tapi seruu

    BalasHapus
    Balasan
    1. seru banget mbak apalagi moment ketinggalan pesawat.heehee

      Hapus
  6. Kapan kita jadinya liburan ke jogja ka?

    BalasHapus
  7. Berani yah liburan sendirian gitu ke Jawa.

    BalasHapus
  8. Oi melalak cantik, cemana kabar? suka jalan rupanya si kawan ini..sama lah kita kedan :D apalagi ketempat yang makanannya enak enak ya :D hi hi hi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oi kakak
      iya kak
      suka kali pun melalak
      pengen la melalak ke Denmark
      uda impian dari dulu belum tercapai
      ajak la kak
      hehhe

      Hapus
  9. Bermalam di soeta karena telat check in ?
    Beli tiket baru gitu mbak ?
    Waaah untung ada yang beliin nasi padang hahaa. Apa toko makanan di soeta itu tutup mbak kalau tengah malam?
    So far saya sendiri belum pernah solo travel, dan belum pernah nginap di bandara.
    Apalagi besoknya puasa.

    bener bener tak terlupakan ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak
      padahal pesawat masih disitu.
      kami ada sekitar 5 orang yang telat,dan banyak juga yang marah-marah saat itu.
      Moment yang memang tak terlupakan mbak.
      Penuh kenangan.

      Hapus
  10. Ah, Bandung dan Jogja. Entah kenapa dua kota itu selalu bikin kangen :)

    BalasHapus

Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.