Spiritual Journey Part 1 ( Medan-Kuala Lumpur)

by - Januari 12, 2018

Hallo, 

How are you kawan melalak cantik?
Aku mendoakan seluruh kawan setia nya melalak cantik tuh selalu sehat, bahagia dan kaya raya yah.

-Travelling- It leaves you speechless, then turns you into a storyteller -Ibn Battuta 

Memasuki tahun 2018 ini, aku mau berbagi kisah perjalanan spiritual ku mengelilingi tiga negara Asia Tenggara yang kumulai sejak tanggal 23 Desember 2017 dan berakhir pada 7 Januari 2018. Aku menikmati perjalanan melalak cantik dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kota ke kota lain serta dari satu negara ke negara lainnya melalui jalur darat, laut dan udara. Oh yah, aku juga menyapa kawan melalak cantik semua di tahun yang baru ini dalam tulisan welcome greeting 2018, selengkapnya boleh baca disini.

Perjalanan ini memang kumulai sendirian dari kota Medan melalui Kualanamu International Airport namun selama perjalanan aku bertemu banyak orang baru dan pengalaman baru yang tak pernah kuduga akan terjadi sebelumnya. Aku melihat dan mengenal sosok yang baru dari berbagai negara sehingga aku pun mengenal diriku sendiri setelah beberapa di antara mereka menjalin hubungan pertemanan yang lebih dekat denganku. Itulah aku menyebutkan perjalanan ini merupakan sebuah perjalanan spiritual untuk diriku. Aku (tidak) sendirian dan aku pun merasakan hal itu.

Hunting Ticket

Perjalanan ini tidak kurencanakan dari jauh hari meskipun banyak yang berfikir bahwa ini sudah direncanakan sejak lama. Jika kamu juga berfikiran seperti itu tentulah salah penafsiran. Aku tidak pernah memikirkan serta merencanakan perjalanan ini sejak lama, bahkan hanya kurang dari dua bulan sebelum keberangkatan.

Awal november itu permasalahan pribadi semakin memuncak, pikiran dan jiwa sudah tidak tahan mengontrol emosi yang menghampiri diri ini. Travelling selalu kujadikan terapi atas semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini. Aku pikir tidak perlu menceritakan apa permasalahan yang sebenarnya terjadi namun dengan melakukan perjalanan ini, aku meyakini bisa lebih tenang dan bahagia setelah perjalanan ini meskipun apapun yang terjadi saat perjalanan belum kuketahui sebelumnya.

Perjalanan menuju Kuala Lumpur bukanlah yang pertama kali, ini merupakan ketiga kalinya aku akan mendapatkan cop pasport dari imigrasi Malaysia. Entah kenapa aku suka saja menyinggahi negara ini meskipun sudah beberapa kali dan yang dilihat pasti seputaran kota dan belanja. 

Kegelisahan bulan Oktober terus berlanjut hingga November sehingga akhirnya aku membuka aplikasi Traveloka yang memang sudah menjadi aplikasi langgananku untuk membeli tiket pesawat, hotel serta atraksi wisata lainnya. Aku pun tidak langsung membeli tiket pergi menuju Kuala Lumpur, entah mengapa justru aku memikirkan beli tiket pulang dari Penang menuju Medan dan tepat pada tanggal 2 November 2017 tiketku langsung kupesan dan kubayar menggunakan BCA Mobile Banking. Kenapa harus dari Penang? Nanti , aku akan menceritakan yang sudah Tuhan tuliskan skenario nya sehingga kenapa aku bisa memikirkan pulang dari Penang menuju Medan untuk perjalanan keliling tiga negaraku ini.

Setelah e-tiket pulang dari Penang sudah masuk di emailku dari traveloka maka selanjutnya aku mencari tiket pergi menuju Kuala Lumpur yang merupakan titik awal perjalananku mengelilingi tiga negara di Asia Tenggara ini. Namun, aku tidak memesan saat itu juga, hingga seminggu kemudian lah tiket menuju Kuala Lumpur kupesan melalui aplikasi Traveloka. Akhir tahun memang bukan waktu yang tepat untuk berlibur menurut sebagian orang karena harga yang tentulah tidak bersahabat di kantong para traveller budget hemat. Aku mendapatkan harga tiket pergi menuju Kuala Lumpur memang cukup mahal yaitu Rp.708000,- karena jika pergi di low season bisa mendapatkan harga lebih murah dari harga tersebut untuk tiket pulang dan pergi sedangkan yang kubeli itu hanyalah tiket pergi saja.

So, kenapa kamu liburan akhir tahun?

Yes Yes Yes
Aku berhasil membuat banyak orang mempertanyakan hal tersebut. Kebanyakan traveller pasti tidak terlalu tertarik berlibur akhir tahun, selain harga yang cukup mahal serta keramaian yang memenuhi hampir seluruh tempat wisata.

Aku pun memiliki alasan tersendiri, selain hanya bisa menggunakan sisa cuti di akhir tahun. Aku memiliki alasan yang lebih kuat dibandingkan hanya memikirkan harga yang mahal atau apalah perkataan orang lainnya mengenai liburan akhir tahun. Yeah, ini perjalanan spiritual ku, meditasi dalam perjalanan kubutuhkan serta ada alasan lebih kuat yang tidak bisa kubagikan kepada khalayak semua.

Perjalanan Medan-Kuala Lumpur



Hari terakhir bekerja diisi dengan kegiatan pembagian raport di sekolahan, aku pun langsung pulang ketika waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 wib. Penerbanganku malam itu pukul 20.35 wib tepat pada tanggal 23 Desember 2017, menjelang natal memang mahal dan cukup ramai nantinya di bandara sehingga aku pergi lebih awal dari rumah menuju bandara yang bisa memakan waktu lebih kurang 30 menit menggunakan jalur tol. Aku memilih menggunakan moda transportasi GRAB karena memang lebih nyaman dijemput dari rumah dan bisa langsung turun di depan pintu masuk bandara Kualanamu International.

Dengan membayar senilai Rp.94.000,- , aku bisa nyaman berada di dalam mobil GRAB merk Avanza yang dikemudikan oleh seorang pria muda. Kami pun banyak memperbincangkan beberapa hal menarik yang membuat perjalanan ini tidak terasa jauh. Sekitar 30 menit lebih perjalanan ini karena sedikit terjadi kemacetan di pintu keluar tol karena antrian yang cukup panjang namun aku tetap bisa tiba lebih awal dari jadwal keberangkatanku.

Aku pun mulai memasuki bandara dan mencari counter Air Asia untuk melakukan check in namun aku masih terlalu cepat sehingga harus tetap menunggu sejam lagi agar bisa check in. Aku pun mencari bangku yang bisa dijadikan tempat bersantai sambil menunggu counter check in dibuka. Aku mulai memotret beberapa spot dan melihat orang-orang sekitar baik pekerja maupun penumpang lain yang akan melakukan perjalanannya.

Aku pun tertarik melihat beberapa pria yang sedang membongkar isi bawaan mereka dan menyusun ulang beberapa oleh-oleh yang mereka bawa dari Medan menuju kota tujuan. Dari aksen dan bahasa yang digunakan, aku mengetahui bahwa mereka berasal dari ibukota yaitu Jakarta. Penggunaan kata "loe dan gua" itu sangat indah meluncur dari mulut mereka, aku melihat mereka mengeluarkan bika ambon Zulaikha, Cake Medan ParPar, Napoleon hingga durian nya Ucok Durian pun dibawa oleh mereka. Pemandangan yang menarik saat mereka melakukan aktivitas pengemasan semua barang bawaan karena sungguh banyak yang dibawa serta sambil tertawa mereka menghitung harga dari tiap oleh-oleh yang dibawa. Aku berfikir bahwa mereka membawakan pesanan yang sudah dipesan oleh teman maupun sanak saudara mereka.

Setelah check in dan memasuki pukul 20.35 wib, gate untuk boarding pass belum juga dibuka bahkan keributan pun terjadi di depan gate 2 menuju pesawat. Keributan terjadi berkali-kali hingga pukul 21.00 wib dan kemudian diumumkan bahwa penerbangan malam ini delay hingga pukul 22.00 wib. Kami pun dipindahkan ke gate 3 untuk melakukan boarding pass, dan aku baru menyadari bahwa aku mendapatkan hot seat sehingga bisa masuk terlebih dahulu tanpa mengantri lagi terlalu lama. Kesekian kalinya mendapatkan hot seat di dalam pesawat. Perjalanan pun dimulai, aku memasuki pesawat bersama penumpang lainnya.



Ketika aku ingin menaikkan tas ke dalam kabin, tanpa ada berkata-kata, seorang pria langsung mengambil backpack Eiger ku dan meletakkannya di kabin (duhhh, baik syekali kamu sih, uda cakep plus baik,hahaha). Ia pun tersenyum serta aku juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan mulai duduk di kursi sesuai nomor seat yang tertera di tiket Air Asia. Well, itu salah satu yang dikatakan bahwa aku (tidak) sendirian.



Berkenalan dengan Perempuan India

Setelah aku mengucapkan terima kasih serta tersenyum kepada pria yang menolongku. Aku pun duduk dan melihat seorang perempuan yang berperawakan India sedang mencari-cari. Aku pun membantunya untuk menemukan kursi nya dan ternyata duduk di sebelahku.

Ia adalah seorang mahasiswi dari Malaysia yang berketurunan India sedang mengikuti program di Universitas Sumatera Utara (USU). Kami pun mengobrol banyak hal dengan menggunakan bahasa Inggris karena hanya itu bahasa yang membuat komunikasi kami menarik dan tetap terjaga satu sama lain.

Yeah, awal perjalanan sudah mulai membuka diri. Memberanikan untuk berbicara dengan orang baru. Inilah yang kukatakan bahaa aku (tidak) sendirian. Di sekeliling ku terdapat banyak orang-orang baru yang bisa menghiburku dalam perjalanan.

Tiba di KLIA2

Berhubung maskapai penerbangan ku yang Low Cost Carrier (LCC) so pesawatku landed di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) 2.

Efek penerbangan yang delayed maka aku tiba di Kuala Lumpur sudah pukul 23.00 wib. Aku pun segera menuju imigrasi untuk cop passport dan keluar mencari lapak untuk bermalam menunggu penerbangan esok pagi menuju Singapura.

Malam itu, aku tidur bersama orang-orang baru. Lokasi tidur pun sudah ramai dipenuhi oleh traveller yang juga ingin bermalam dan menunggu esok pagi. Aku tidak memulai percakapan dengan siapapun disitu karena sudah cukup lelah dan ingin istirahat. Hmmm, tapi aku (tidak) sendirian karena seorang pria bule tidur di sebelahku,yah ruangan tidur di bandara ini sangat ramai dan jangan kaget dengan siapa kamu akan bersebelahan untuk tidur malam.

Well, awal perjalanan sudah kuceritakan maka selanjutnya cerita selama perjalanan mulai dari hari pertama di Singapore hingga hari terakhir di Penang akan kuceritakan untuk seluruh kawan melalak cantik.

























You May Also Like

4 Comments

  1. Perjalanan ini pasti sangat menyenangkan.

    BalasHapus
  2. Ini liburan yang menyenangkan,ada cerita apa selanjutnya nih kak?
    Ditunggu ceritanya yah kak.

    BalasHapus
  3. Bagian paling asyik solo traveling memang pas ketemu sama kawan yg ternyata searah. Di Kamboja waktu itu saya dapet temen baru dari Jerman, dan Malaysia. Jadi gak sepi2 amat lah perjalanan.

    BalasHapus
  4. Aku merasakan energi luar biasa dari Mbak Ririn saat mulai liburan ini. Aku berasa semangat anak muda. Lanjut ke part berikutnya aah ...

    BalasHapus

Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.