Menikmati Keindahan Silalahi, Sumatera Utara (Part 1)

by - Agustus 21, 2017

“The beautiful journey of today can only begin when we learn to let go of yesterday.” 




Pengalaman dalam kehidupan pasti pernah dirasakan, dialami dan dimiliki oleh setiap manusia. Hanya saja, pengalaman yang dimiliki sudah pasti berbeda-beda. Satu dengan yang lainnya pasti punya jalan hidup yang juga sudah digariskan Tuhan berbeda-beda.



Ada yang suka menghabiskan waktu berpetualang saat masih muda namun banyak juga yang lebih suka mengumpulkan banyak tabungan tanpa pergi kemana pun demi memikirkan masa tua. Setiap proses kehidupan memang sudah dikehendaki Tuhan, sebagai manusia hanya bisa menjalani dan berdoa agar semua berjalan baik-baik saja. Pada akhirnya, Tuhan juga memberikan beberapa pilihan dan kita sebagai manusia juga bisa merencanakan bentuk kehidupan seperti apa yang kita inginkan.

Ngecamp 1000 Tenda Paropo, Silalahi

Beberapa minggu yang lalu, tepatnya bulan Juli 2017, saya beserta beberapa teman yang baru saya kenal saat kemping pertama kali ke Paropo beberapa bulan sebelumnya berangkat mengendarai sepeda motor ke acara camp 1000 tenda Paropo. Awalnya kami hanya berangkat tiga orang saja dari Medan karena yang lainnya sudah berangkat terlebih dahulu dan yang lainnya juga berangkat dari titik kumpul yang berbeda.

Sore itu, cuaca sudah mulai menggelap sedikit membuatku dan teman-teman khawatir akan turun hujan selama perjalanan. Kami mengendarai sepeda motor sehingga memang harus memiliki persiapan yang matang untuk perjalanan ini.

Perjalanan Medan-Sibolangit memang tidak terlalu padat hari itu, namun selama perjalanan tetap ramai berlalu lalang para petualang lainnya yang ingin berangkat ke event camp 1000 tenda Paropo. Selama perjalanan memang tidak ada permasalahan yang terlalu besar. Saya dibonceng oleh teman dari komunitas Ganast yaitu Fachri. Ia bersama salah seorang temannya yang juga mengendarai sepeda motor, hanya saja temannya tersebut sendirian tanpa ada yang diboncengnya.

Menuju Paropo bisa melalui jalur tugu jeruk sehingga nanti tembus sampai ke Merek. Sepanjang jalan, ada banyak penjual jeruk di sisi kiri dan kanan jalan. Jalur memotong dari tugu jeruk memang tidak terlalu padat seperti ketika melalui jalur lurus Brastagi-Kabanjahe. Kami sempat berhenti di beberapa spot untuk melaksanakan ibadah maupun beristirahat. 

Ketika di perjalanan, sesama para pejalan yang ingin ngecamp pasti seperti sudah saling kenal dan dianggap saudara. Hal itu terlihat, jika sepanjang jalan saling membunyikan klakson dan menegur satu sama lain meskipun belum kenal sebelumnya.

Saat pertengahan perjalanan, kami bertemu dengan rombongan teman lainnya sehingga perjalanan ini menjadi sangat ramai. Kemudian, kami pun berangkat beramai-ramai menuju Paropo. Perjalanan menjadi semakin menyenangkan karena terjalin canda tawa yang menyenangkan hingga akhirnya kami pun tiba di Paropo sekitar pukul 8 malam an.

Kemeriahan 1000 Tenda Paropo

Yeah, saya sih bisa mengatakan cukup ramai yang hadir dan mendirikan tenda disini. Namun, sejauh mata memandang sih sebenarnya tidak sampai 1000 tenda yang ada disitu. Suasana begitu ramai, saya merasakan seperti berada di pasar dengan sedikit nuansa yang sejuk saja. Musik mengalun keras dengan para penyanyi yang memiliki suara bagus khas batak nya bernyanyi dengan bersemangat.

Ada banyak rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan disini. Kemeriahan nya memang cukup terasa namun sungguh padat seperti di pasar maupun mall saja. Ratusan sepeda motor terparkir disini, mobil juga banyak memenuhi areal bukit Situngkir ini. Para petualang yang hadir juga tidak hanya anak-anak muda namun banyak juga bapak/ibu yang membawa keluarga menikmati kemeriahan 1000 tenda Paropo ini.

Pengalaman dan Teman Baru

Dalam setiap perjalanan sudah pasti akan menemukan sebuah pengalaman dan teman baru. Hal ini yang membuat saya begitu menyukai sebuah perjalanan ke alam. Ada suasana baru untuk jiwa-jiwa yang memerlukan ketenangan dan kedamaian bersama orang-orang baru.

Nah, untuk perjalanan kali ini, saya menemukan banyak sekali teman-teman baru. Saya berkenalan dengan pacarnya salah seorang teman, kemudian juga bertemu dengan rekan pariwisata sumut yang hits, si Nopita Sari. yang mana sudah saya kenal sebelumnya. Saya juga satu tenda dengan seorang anak perempuan yang masih SMA, dia lah yang menjadi teman saya berkeliling seputaran lokasi acara sementara teman-teman laki-laki  yang lain juga berkeliling bertemu dengan teman-teman mereka lainnya.





Saat bertemu dengan orang-orang baru pasti nya kita memiliki wawasan baru saat terjadi obrolan dan tak lupa juga untuk saling berfoto bersama-sama. Nah, hal yang harus diingat juga adalah kita harus saling mengingatkan disini untuk selalu menjaga lingkungan tetap bersih, tidak membuang sampah di sembarang tempat.

Oh yah, setelah menginap semalaman disini, kami melanjutkan petualangan menuju air terjun Siringo-ringo yang mana tidak terlalu jauh dari tempat ngecamp. Sekitar hampir dua jam untuk menuju kesana yang mana melalui jalur dengan menggunakan sepeda motor yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki dan tracking. Perjalanan menuju kesana juga cukup menantang namun sangat indah melihat pinggiran danau toba. Cerita selanjutnya nanti selengkapnya ditunggu disini.



















You May Also Like

2 Comments

  1. Kalo gak salah mau ada lagi acara begini ya, mb. Sempat liat di IG aoa ya. Lupa soalnya cuman sekilas aja

    BalasHapus
  2. ini mah keren bangeet, kirain di bromo apa dieng .. ternyata di sumbar yaa. wah, Indonesia bener-bener keren!

    BalasHapus

Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.