Salah satu tujuan studi wisata sekolah saya dulu adalah Tanah Lot. Saya memang sudah lama ingin melihat langsung Tanah Lot, terutama puranya yang ada di atas karang. Sepertinya asyik sekali naik ke karang, melihat-lihat pura dan laut di sekelilingnya.
Waktu itu saya senang akhirnya bisa sampai di Tanah Lot. Namun di sisi lain saya juga merasa kecewa. Salah satunya karena waktu berkunjung di Tanah Lot cuma sebentar, saya belum puas.
Jadi suatu saat nanti saya ingin kembali ke Tanah Lot, berlama-lama di sana. Lalu melakukan apa-apa yang dulu belum kesampaian dan menengok yang dulu pernah saya jumpai.
Saya ingin:
Melihat Sunset di Tanah Lot
Saya lebih menyukai sunset di Tanah Lot dibanding di pantai-pantai lainnya di Bali. Bayangkan, alangkah indahnya saat cahaya senja menyaput laut, pasir, karang dan pura di atasnya. Kalau di pantai lain, tak ada puranya, jadi kurang asyik.
Tapi saya sekalipun belum pernah menyaksikan sunset di Tanah Lot. Bus studi wisata yang saya tumpangi, meninggalkan Tanah Lot lama sebelum matahari tenggelam.
Naik ke Pura di Atas Karang
Rasa kecewa karena tidak bisa naik ke pura Tanah Lot masih saya rasakan hingga kini. Saya menyukai alam dan hal-hal yang eksotis jadi sebuah pura di atas karang adalah sesuatu yang sangat menarik bagi saya. Jika air laut pasang, katanya sekeliling karang terendam air sehingga karang itu jadi seperti pulau.
Entah apa sebabnya dulu tidak diperbolehkan naik ke pura. Akhirnya saya hanya memandanginya sambil berjalan-jalan di pantai.
Menengok Ular Suci
Di bawah tebing karang Tanah Lot yang seingat saya di sisi yang menghadap ke pantai, dahulu ada semacam ceruk yang dihuni oleh beberapa ekor ular. Penjaga ular itu yang saya ajak ngobrol mengatakan bahwa ular itu ular suci yang dihormati.
Mungkin ular itu kini sudah tidak ada, karena sudah lama sekali, saya tahun 90an mengunjungi Tanah Lot. Kalaupun masih ada, mungkin itu keturunannya dari ular-ular yang saya jumpai dulu. Entahlah.
Ke Tanah Lot Pakai Mobil Sewaan
Tanah Lot berada di kabupaten Tabanan, kecamatan Kediri, desa Beraban. Jaraknya dari bandara Ngurah Rai sekitar 25 km.
Jika saya mengunjungi Tanah Lot lagi, saya akan memakai mobil sewaan. Lebih murah, lebih leluasa, lebih nyaman.
Untuk rental mobilnya pilihan saya jatuh pada OMO Cars. Alasan saya memilihnya karena reputasinya dan mobilnya bisa disewa di bandara, jadi praktis sekali. Turun dari pesawat langsung sewa mobil, tancap gas ke Tanah Lot.
Menengok Gadis Penjual Souvenir
Waktu itu semua peserta studi wisata sekolah saya sudah berjalan ke tempat bus diparkir. Sesi kunjungan ke Tanah Lot sudah habis waktunya. Tapi ada dua siswa yang masih tertinggal, saya dan Batis teman saya yang.
Batis memaksa saya menemani dia ke sebuah toko suvenir. Bagus-bagus barang seni yang dijual di situ, saya pikir Batis mau beli sesuatu.
Tapi sekian lama Batis cuma berputar-putar di dalam toko seperti orang linglung, sesekali dia menunjuk sebuah barang dan menanyakan harganya pada seorang gadis manis penjaga toko. Saya sudah gelisah, berkali-kali mengajak Batis pergi tapi tak digubris. Sampai-sampai saya ikut memilih barang mana yang bagus karena menyangka Batis kebingungan memilih oleh-oleh.
Tiap saya ajak pergi Batis berkali-kali menghardik saya dengan,”Dasar anak kecil, lu! “ Belakangan saya baru tahu kalau Batis ingin sekali kenalan dengan gadis penjaga toko itu. Tapi tentu saja usaha Batis yang cuma muter-muter di dalam toko itu gagal total.
Saya ingin mampir ke toko itu lagi. Semoga gadis itu sudah menikah, punya anak, dan bahagia. Tak ada tujuan khusus sebenarnya, cuma cari bahan buat meledek Batis.
Disclaimer : Tulisan ini merupakan artikel dari salah satu guest post melalakcantik.com
Sumber : mytrip123.com |
Waktu itu saya senang akhirnya bisa sampai di Tanah Lot. Namun di sisi lain saya juga merasa kecewa. Salah satunya karena waktu berkunjung di Tanah Lot cuma sebentar, saya belum puas.
Jadi suatu saat nanti saya ingin kembali ke Tanah Lot, berlama-lama di sana. Lalu melakukan apa-apa yang dulu belum kesampaian dan menengok yang dulu pernah saya jumpai.
Saya ingin:
Melihat Sunset di Tanah Lot
Sumber: tempatwisatadibali.info |
Saya lebih menyukai sunset di Tanah Lot dibanding di pantai-pantai lainnya di Bali. Bayangkan, alangkah indahnya saat cahaya senja menyaput laut, pasir, karang dan pura di atasnya. Kalau di pantai lain, tak ada puranya, jadi kurang asyik.
Tapi saya sekalipun belum pernah menyaksikan sunset di Tanah Lot. Bus studi wisata yang saya tumpangi, meninggalkan Tanah Lot lama sebelum matahari tenggelam.
Naik ke Pura di Atas Karang
Rasa kecewa karena tidak bisa naik ke pura Tanah Lot masih saya rasakan hingga kini. Saya menyukai alam dan hal-hal yang eksotis jadi sebuah pura di atas karang adalah sesuatu yang sangat menarik bagi saya. Jika air laut pasang, katanya sekeliling karang terendam air sehingga karang itu jadi seperti pulau.
Entah apa sebabnya dulu tidak diperbolehkan naik ke pura. Akhirnya saya hanya memandanginya sambil berjalan-jalan di pantai.
Menengok Ular Suci
Di bawah tebing karang Tanah Lot yang seingat saya di sisi yang menghadap ke pantai, dahulu ada semacam ceruk yang dihuni oleh beberapa ekor ular. Penjaga ular itu yang saya ajak ngobrol mengatakan bahwa ular itu ular suci yang dihormati.
Mungkin ular itu kini sudah tidak ada, karena sudah lama sekali, saya tahun 90an mengunjungi Tanah Lot. Kalaupun masih ada, mungkin itu keturunannya dari ular-ular yang saya jumpai dulu. Entahlah.
Ke Tanah Lot Pakai Mobil Sewaan
Tanah Lot berada di kabupaten Tabanan, kecamatan Kediri, desa Beraban. Jaraknya dari bandara Ngurah Rai sekitar 25 km.
Jika saya mengunjungi Tanah Lot lagi, saya akan memakai mobil sewaan. Lebih murah, lebih leluasa, lebih nyaman.
Untuk rental mobilnya pilihan saya jatuh pada OMO Cars. Alasan saya memilihnya karena reputasinya dan mobilnya bisa disewa di bandara, jadi praktis sekali. Turun dari pesawat langsung sewa mobil, tancap gas ke Tanah Lot.
Menengok Gadis Penjual Souvenir
Waktu itu semua peserta studi wisata sekolah saya sudah berjalan ke tempat bus diparkir. Sesi kunjungan ke Tanah Lot sudah habis waktunya. Tapi ada dua siswa yang masih tertinggal, saya dan Batis teman saya yang.
Batis memaksa saya menemani dia ke sebuah toko suvenir. Bagus-bagus barang seni yang dijual di situ, saya pikir Batis mau beli sesuatu.
Tapi sekian lama Batis cuma berputar-putar di dalam toko seperti orang linglung, sesekali dia menunjuk sebuah barang dan menanyakan harganya pada seorang gadis manis penjaga toko. Saya sudah gelisah, berkali-kali mengajak Batis pergi tapi tak digubris. Sampai-sampai saya ikut memilih barang mana yang bagus karena menyangka Batis kebingungan memilih oleh-oleh.
Tiap saya ajak pergi Batis berkali-kali menghardik saya dengan,”Dasar anak kecil, lu! “ Belakangan saya baru tahu kalau Batis ingin sekali kenalan dengan gadis penjaga toko itu. Tapi tentu saja usaha Batis yang cuma muter-muter di dalam toko itu gagal total.
Saya ingin mampir ke toko itu lagi. Semoga gadis itu sudah menikah, punya anak, dan bahagia. Tak ada tujuan khusus sebenarnya, cuma cari bahan buat meledek Batis.
Disclaimer : Tulisan ini merupakan artikel dari salah satu guest post melalakcantik.com