Bermodalkan Tiket Promo Murah Air Asia, Ku Bisa Menginjakkan Kaki di Pontianak
Bermodalkan tiket promo murah Air Asia menginjakkan kaki di kota khatulistiwa, Pontianak, Kalimantan Barat menjadi pengalaman baru tahun 2019. Perjalanan 3 hari 2 malam melengkapi daftar kota yang sudah dikunjungi di Indonesia.
Liburan kemana pun pasti membutuhkan budget, hanya saja nominal yang dikeluarkan bervariasi. Harga tiket pesawat yang melambung tinggi menjadikan warga Indonesia ragu untuk berkeliling di negeri sendiri. Sementara aku memiliki cara lain yang lebih mudah dan murah. Selengkapnya silahkan dibaca hingga selesai seluruh artikel dan boleh tinggalkan komentar juga.
Boleh baca juga wisata Indonesia lainnya Monaco Park Sibiru-biru, Wisata Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kenikmatan Tiket Promo Murah Air Asia
Liburan murah ke Pontianak memang menyenangkan, ada banyak ilmu dan pengalaman baru yang didapatkan selama perjalanan. Saat tubuh ini sudah berada di dalam pesawat Air Asia AK 478 dari kota Kuala Lumpur menuju Pontianak seperti mimpi yang akan segera diwujudkan. Perjalanan ini memang salah satu yang sudah direncanakan sejak setahun yang lalu meskipun hampir saja gagal terwujud. Sesuatu yang memang sudah menjadi rezeki memang pasti akan ada jalan untuk meraihnya.
Rasa syukur kupanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ketika impian melengkapi daftar kota di Indonesia terwujud indah. Sore itu, waktu menunjukkan pukul 6.35 pm yang mana memang dijadwalkan untuk penerbangan menuju Pontianak dari Kuala Lumpur Int. Airport (KLIA) 2. Aku pun sudah mengantri di counter imigrasi sejak pukul 4.00 pm karena sudah bukan rahasia lagi jika antrian akan sangat panjang di bandara tersebut. Aku pun sempat khawatir jika barang bawaan melebihi 7kg karena tidak ada pembelian bagasi untuk perjalanan ini.
Rasa syukur kupanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ketika impian melengkapi daftar kota di Indonesia terwujud indah. Sore itu, waktu menunjukkan pukul 6.35 pm yang mana memang dijadwalkan untuk penerbangan menuju Pontianak dari Kuala Lumpur Int. Airport (KLIA) 2. Aku pun sudah mengantri di counter imigrasi sejak pukul 4.00 pm karena sudah bukan rahasia lagi jika antrian akan sangat panjang di bandara tersebut. Aku pun sempat khawatir jika barang bawaan melebihi 7kg karena tidak ada pembelian bagasi untuk perjalanan ini.
Perjalanan lebih kurang 2 jam tidak lagi terasa karena kondisi tubuh yang sudah lelah selama di Kuala Lumpur maka aku pun menyempatkan tidur di dalam perjalanan ini. Suasana pesawat mungkin tidak terlalu nyaman karena memang bukan kelas bisnis maupun first class. Hanya saja dengan pendingin ruangan yang sejuk serta mata yang ngantuk, tidur pun terasa nikmat meskipun tidak mengobati total rasa lelah ini.
Pertama Kali Menginjakkan Kaki di Supadio Int. Airport Pontianak dan Menikmati Interogasi dari Petugas Bea Cukai Bandara
Alhamdulillah, aku pun beryukur ketika sore itu pesawat mendarat pukul 18.10 wib di Supadio Int. Airport Pontianak. Rasanya bahagia bisa merasakan kota baru di Indonesia tahun 2019 ini. Ketika pesawat sudah terparkir sempurna, kaki pun langsung melangkah ke luar menuju counter imigrasi untuk pengecapan pasport. Yeah, padahal mau menuju kota sesama di Indonesia tapi dari negara lain terlebih dahulu demi harga yang lebih murah.
Urusan imigrasi sudah selesai namun ternyata belum untuk urusan lainnya. Petugas bea cukai sepertinya sudah memandangiku dan bersiap-siap memangsa. Maklum saja karena bandara Supadio Pontianak ini kecil sehingga segala aktvitas di counter imigrasi akan langsung terlihat oleh petugas bea cukai. Aku pun mengikuti segala arahan yang mereka perintahkan, tas tangan diperiksa secara keseluruhan bahkan buku catatan dan dompet.
Hmm, untuk urusan pemeriksaan di bea cukai ini bukanlah yang pertama kalinya karena di bandara Sumatera Utara sendiri sudah berkali-kali dicurigai membawa barang-barang terlarang. Pertanyaan yang diutarakan oleh petugas sudah terlalu biasa kudengar sehingga menjawabnya pun biasa saja. Saat di Pontianak, aku merasa nyaman dan terlihat santai menjawab petugas. Aku tunjukkan bahwa profesiku memang traveler sehingga ketika memasuki sesuatu tempat tidak ada tujuan lain. Tujuan mengunjungi sebuah kota maupun negara baru untuk jalan-jalan dan menuliskan pengalaman ke blog serta memasukkan video ke channel youtube.
Setelah Dijemput Lydia dari Airport Langsung Menuju The Colour Hostel
Urusan imigrasi sudah selesai namun ternyata belum untuk urusan lainnya. Petugas bea cukai sepertinya sudah memandangiku dan bersiap-siap memangsa. Maklum saja karena bandara Supadio Pontianak ini kecil sehingga segala aktvitas di counter imigrasi akan langsung terlihat oleh petugas bea cukai. Aku pun mengikuti segala arahan yang mereka perintahkan, tas tangan diperiksa secara keseluruhan bahkan buku catatan dan dompet.
Hmm, untuk urusan pemeriksaan di bea cukai ini bukanlah yang pertama kalinya karena di bandara Sumatera Utara sendiri sudah berkali-kali dicurigai membawa barang-barang terlarang. Pertanyaan yang diutarakan oleh petugas sudah terlalu biasa kudengar sehingga menjawabnya pun biasa saja. Saat di Pontianak, aku merasa nyaman dan terlihat santai menjawab petugas. Aku tunjukkan bahwa profesiku memang traveler sehingga ketika memasuki sesuatu tempat tidak ada tujuan lain. Tujuan mengunjungi sebuah kota maupun negara baru untuk jalan-jalan dan menuliskan pengalaman ke blog serta memasukkan video ke channel youtube.
Setelah Dijemput Lydia dari Airport Langsung Menuju The Colour Hostel
Lydia yang merupakan warga lokal dari Pontianak sudah kukenal sejak setahun lalu melalui group Backpacker Dunia di sosial media Facebook. Ia pun membantu untuk membayarkan tiket pesawatku menggunakan debit Bank Mandiri. Saat itu aku tak punya rekening bank tersebut sehingga aku hanya mentransfer nominal harga tiket pesawatku kepadanya. Dengan berbaik hati, ia menjemput dari bandara menuju kota menggunakan sepeda motornya. Perjalanan tidak terlalu jauh, menurutku paling sekitar 30 menit saja untuk mencapai The Colour Hostel.
Lydia yang berasal dari Pontiank |
Udara malam itu terasa dingin padahal Pontianak itu sangat panas pada siang hari. Hmm, mungkin karena mengendarai sepeda motor tanpa jaket makanya terasa dingin pikirku. Kami pun bercerita banyak hal selama perjalanan, Lydia pun menunjukkan beberapa tempat saat kami melewatinya. Namanya kota mungkin tidak berbeda jauh dengan Medan, tetap ada keramaian dan sepeda motor tentunya. Hanya saja, aura yang dirasakan berbeda dari kota asal berada apalagi semua yang dilihat merupakan sesuatu hal baru.
Well, aku masih punya kelanjutan perjalanan ini, tentunya masih banyak cerita yang lebih seru dan menyenangkan akan kubagikan nantinya. Aku harap semua sabar menanti cerita perjalanan berikutnya yang masih sama dari kota Pontianak. Btw, kawan melalak cantik yang mempunyai pertanyaan boleh langsung ditulis di kolom komentar di bawah ini yah.
2 Comments
Ih enak nya kak e udah ke pontianak... Maulah nti pas anak-anak dah besar travelling keliling indo bareng2, semoga ada rezeki ..
BalasHapusWiiiiih bahagia bangets ya mb cantik ini naik Air Asia pake tiket murah menuju Pontianak :D Duh, syerem amat siap2 mau dimangsa petugas bandara hihihihi :) AKu belum pernah ke Pontianak, paling makan jeruknya ajah :D Pengen tau kelanjutan ceritanya di Colour Hostel.
BalasHapusHai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.