Pengalaman Baru Menginjakkan Kaki di Istanbul Airport Pertama Kali

by - September 20, 2021

Para pejuang impian mungkin banyak di dunia ini dan saya merupakan salah satu bagian dari mereka. Sejak kecil sudah membiasakan diri berani bermimpi meskipun bukan keturunan dari keluarga kaya raya yang memiliki segalanya. Menginjakkan kaki di Istanbul,Turki pun menjadi impian yang istimewa ketika sudah terwujud. Dahulu sekedar melihat dari televisi dan berharap bisa sampai juga di negeri para sultan ini. Ternyata akhirnya berkesempatan juga sampai di Istanbul Airport pada tanggal 28 Februari 2021 lalu.

Istanbul Airport



Pengalaman Baru Menginjakkan kaki di Istanbul Airport

Menurut Wikipedia, Bandar Udara Istanbul (IATA: IST, ICAO: LTFM) (bahasa Turki: İstanbul Havalimanı) adalah sebuah bandar udara internasional terletak di Arnavutköy di sisi Eropa Istanbul, Turki. Bandar udara tersebut direncanakan akan menjadi bandar udara terbesar di dunia dengan kapasitas 200 juta penumpang setiap tahunnya dan direncanakan karena kurangnya kapasitas pada bandar udara yang telah ada di Istanbul. Bandar udara tersebut menjadi bandar udara internasional ketiga yang dibangun di Istanbul.



Setiap melakukan perjalan pertama kali selalu memiliki kesan tersendiri. Begitu juga saat saya menginjakkan kaki di Istanbul Airport (Istanbul Havalimani) pertama kalinya. Sujud syukur tak terhingga karena Allah SWT mengabulkan dengan cepat doa-doa yang sudah dipanjatkan selama ini. Negeri yang dipenuhi banyak masjid ini tentunya juga impian banyak orang. Beberapa teman langsung membalas setiap postingan yang saya buat di berbagai media sosial dan mereka pun minta ddidoakan agar bisa berkesempatan juga ke Turki suatu hari nanti. Selengkapnya tentang mimpi yang terwujud bisa dibaca juga di blog melalak cantik. 



Finally, Cop Paspor di Imigrasi Benua Eropa

Turun pesawat sih tetap ada perasaan deg-degan karena khawatir donk jika visa dianggap tidak sah, PCR tidak berlaku karena sempat ada drama juga di bandara Soetta, Jakarta. Nanti saya ceritakan di artikel khusus deh tentang kejadian selama di Soetta dikarenakan berkas PCR. Kemudian,rasa khawatir juga karena berpergian sendirian dan dicurigai pekerja gelap atau mau kawin sama pria-pria tampan Turki (maunya sih beneran nikah segera sama abang Turki,esseehhh).

Saya pun mengikuti jalur antrian para traveler yang merupakan warga asing. Melihat antriannya sudah sangat panjang,beginilah Turki sudah buka border maka sudah pasti banyak yang datang untuk berbagai keperluan. Para petugasnya tidak semenyeramkan di imigrasi negara yang sebelumnya sudah pernah saya kunjungi. Bertanya juga jauh lebih sopan sehingga tetap nyaman dengan pelayanan yang mereka berikan kepada para pendatang yang sampai di negara mereka.

Petugas yang mengecek paspor saya hanya menanyakan lampiran visa dan PCR. Bukti tiket pulang mapun lainnya tidak ada ditanya,sedikit pertanyaan hanya berhubungan dengan apa yang mau dilakukan di Turki dan berapa lama. Hanya sekedar itu dan langsung diberikan cap paspor imigrasi negara Turki,yeay bahagianya bisa punya tanda baru dari negara impian.



Pencarian Bagasi Tak Kunjung Tiba

Saat tiba di bandara sudah memasuki waktu shalat zuhur,saya pun mencoba mencari mushola bandara. Tetapi saya pun tidak langsung shalat karena masih harus menunggu bagasi yang belum ditemukan. Berusaha mencari ke bagian kedatangan bagasi internasional dan melihat informasi yang tertera tentang nomor maskapai. Namun, ini tidak semudah biasanya menemukan bagasi milik saya. Saya dan  beberapa penumpang pun mulai bingung karena hampir sejam,bagasi tidak kunjung tiba sementara waktu terus berjalan.



Well,meskipun saya tidak terburu-baru mau keluar bandara karena ada penerbangan lanjutan ke Nevsehir di sore hari tetap saja donk mau shalat zuhur dan makan siang. Mencoba bertanya ke beberapa petugas di bandara namun sayang disayangkan kebanyakan belum bisa berbahasa Inggris. Saya mencoba pakai gerakan tubuh juga untuk menjelaskan. Beberapa hanya menunjukkan arah namun tidak pasti jawaban yang diberikan kepada saya dan beberapa penumpang.

Sementara saya tidak terlalu terburu keluar bandara namun ternyata beberapa penumpang Indonesia yang menemui saya sudah tidak sabar karena penjemput mereka sudah menunggu di luar. Memang bingung pada saat itu karena begitu banyak petugas sulit memberi penjelasan yang jelas dikarenakan language barrier tersebut.

Hingga akhirnya,saya menemukan penumpang dari negara lain yang juga sudah menemukan bagasinya. Tetapi tetap saja milik saya tak kunjung keluar dari baggage conveyor. Duh, sudah terlalu lama nih,sedikit panik donk walaupun tidak ada barang terlalu berharga di koper tetapi semua pakaian yang mau dipakai disana loh..Well, saya pun menemukan pria dengan pakaian rapi berjas dan syukurlah ia menunjukkan beberapa koper yang sudah keluar terlebih dahulu dari baggage conveyor dan posisinya berada di baggage claim area paling ujung.

Shalat Zuhur di Cami Bandara

Mencari sebuah mushola juga bukan hal yang mudah di bandara Istanbul dikarenakan language barrier. Saya mencoba cari tahu letak mushola dengan cara bertanya ke beberapa pekerja disana. Berhubung pandemi memang tidak terlalu ramai petugaas yang berkeliling di arrival hall,hanya sekitar beberapa orang saja yang tampak berjalan. Saya pun coba bertanya dengan menggunakan bahasa Inggris namun sudah beberapa yang ditanya tidak memahami maksud perkataan saya.



Tetap berkeliling melihat setiap petunjuk arah yang ada sambil mencari tahu sign yang berbentuk mushola. Berhubung sudah terlalu lelah juga perjalanan cukup panjang ditambah menunggu koper yang lama baru dapat membuat mood tidak terlalu bagus. Energi seperti sudah terkuras lumayan banyak juga hanya untuk sebuah perjalanan dari Medan menuju Istanbul. 

Finally, saya menemukan mushola ketika bertanya ke seorang perempuan yang bertugas membersihkan bandara. Menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan keinginan butuh tempat ibadah. Ia pun langsung menyebut cami dan memberikan arah menuju kesana. Well, benar sekali bahasa Turki untuk masjid atau tempat mau shalat disebut cami. Saya pun segera menuju cami bandara,ternyata kosong tidak ada orang. Mungkin memang sudah shalat atau belum saja. Sempat bingung mencari sajadah ternyata berhubung pandemi gunakan model langsung buang. Saya pun memperhatikan ketika ada jamaah masuk dan mengoyak sejadah yang sepertinya terbuat dari bahan kertas sehingga mudah dilepas dari gulungan. Bayangkan ketika kawan-kawan mengoyak tisu gulung di toilet maka begitulah kira-kira sajadah tersebut.



 Mencari Kartu Internet

Banyak traveler yang tidak mau beli kartu internet di negara yang dikunjungi namun saya sudah terbiasa untuk gunakan kartu baru. Hari pertama sampai pun langsung hunting kartu internet di counter yang tersedia. Sulit rasanya tidak memiliki kartu internet karena akan mengalami kesulitan juga untuk berkomunikasi dengan siapapun. Menurut informasi dari teman sih,coba beli saja Turkcell yang merupakan operator telepon seluler terkemuka di Turki.

Gunakan Turkcell untuk berinternetan memang sangat lancar,begitu pula dengan harganya,hahaha. Kuota internet dan telepon untuk sebulan sekitar hampir 300 ribu rupiah jika dikonversikan ke dalam rupiah,kira-kira ada 20GB kuota internetnya. Saya pun tidak mencari lagi ke tempat lain karena perjalanan masih mau dilanjutkan lagi ke Nevsehir makanya langsung ambil aja deh di bandara.

Selesai pencarian kartu internet,saya pun kembali memasuki departure hall menunggu penerbangan berikutnya. Duduk sebentar sambi membeli air mineral berukuran kecil seharga 10 ribu rupiah,biasanya kalo di Indonesia paling seribuan. Maklum saja sih berhubung di dalam bandara karena keesokan hari beli di luar cuma seharga seribuan kok.

Dalam satu hari saja,saya langsung merasakan suasana arrival dan departure hall bersamaan di Turki. Ketika check in counter sempat bingung juga karena baru pertama kali menginjakkan kaki di Istanbul Airport ini. Bertanya juga tentunya dengan berbagai petugas yang ada mengenai counter check in untuk Turkish Airlines. Sssst,nanti diceritakan juga ya pengalaman naik maskapai tersebut ke Nevsehir dari Istanbul.




Berhubung ini perjalanan dalam negeri maka tidak terlalu banyak proses pemeriksaan sebagaimana penerbangan luar negeri. Saya hanya menunjukkan tiket,paspor dan langsung bisa masuk menuju ruang tunggu. Mayoritas sudah pasti wajah-wajah tampan dan cantik khas Turki. Disini sudah mulai bisa mencuci mata donk. Ketampanan abang Turki memang enggak diragukan lagi,ini masih permulaan loh. Belum lagi melihat yang lebih banyak di luar bandara,hahahah (wajar wanita normal sih).

Setelah memasuki waiting room, saya pun nikmati duduk sambil mata mulai mengantuk. Tentu butuh kasur empuk karena sudah terlalu lelah di perjalanan. Berharap bisa segera sampai dan nikmati sajian makanan karena lapar nih. Hari mulai gelap karena penerbangan sekitar pukul 6 sore waktu Istanbul. Saat itu,mau buat story juga tapi sepertinya sudah malam di Indonesia. Eh,dasar naluri anak sosmed sih,tetep aja ngepost story saat berada di airport sebelum memasuki pesawat Turkish Airlines.

Well, cerita tentang pengalaman baru menginjakkan kaki di Istanbul Airport pertama kali sampai disini aja. Masih ada banyak cerita menarik lainnya tentang perjalanan di Turki. Sayang tidak dituangkan di dalam tulisan,harapannya semakin banyak yang membaca dan terinspirasi mau lakukan perjalanan kesana juga. Have a nice day,everyone. Tesekkurler ederim.











.












You May Also Like

19 Comments

  1. Sayang pas ke Istanbul dulu aku naiknya bis dari Bulgaria. Jadi ga pernah ngerasain bandaranya. Yg pasti imigrasi darat lebih menyebalkan hahahahah. Udhlah sampe jam 3 pagi, sedang winter, pas turun dari bus ga bawa Coat Krn mikirnya imigrasinya di dalam, ternyata di luar wkwkwkwkwj. Trus staffnya tua, kerjanya kayak siput. Aku hampir beku cuma nunggu dia ngechop paspor :p.

    Tapi kalo ntr kesana lagi, aku pengen naik pesawat aja :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngakak Mbaaa, jadi ingat film kartun apa ya yang pas dia buru-buru di kantor balai kota kalau ga salah, tapi yang layanin malah hewan apa sih yang lemoootttt kalau bergerak, bukan siput, yang kakinya 4, mukanya kayak senyum gitu, wwkwkwkwkwk

      Hapus
  2. Istambul ini wish list saya sejak dulu, akankah saya bisa ke sana ya?
    Bismillah aja, mungkin suatu saat ya, asyik banget bisa menginjakan kaki di airportnya :)

    BalasHapus
  3. Inget pepatah bilang : "Dimana ada kemauan, disitu ada jalan". Ini bener banget, apa yang kita selalu impi-impikan, secara ga langsung badan dan otak ikut bekerja untuk mewujudkannya. Senang sekali melihat post-nya Mbak Ririn di social media yang berkunjung keberbagai tempat-tempat indah. Semoga bisa nukar ke saya ya, Mbak 🥰 sukses terus buat Mbak Ririn.

    BalasHapus
  4. Wah keren kak, pengalaman berkesan tentunya ya bisa menginjakkan kaki di Istanbul Airport. Ada banyak kegembiraan tentunya ya, karena tidak semua orang bisa ditakdirkan untuk berada di situ.

    Kapan ya saya bisa kesitu? hehe

    BalasHapus
  5. Besar, megah, dan canggih. Nggak heran kalau dicita-citakan jadi bandara terbesar di dunia.Jadi pengalaman berharga pernah menginjakkan kaki di sana ya Rin.

    BalasHapus
  6. Solo traveling itu memang banyak cerita ya Mbak. Ada serunya tapi juga ada repotnya. Terutama saat harus foto. Meski misalnya bawa tripod, tetap aja berasa repot hahahaha.

    BalasHapus
  7. Bagian sajadahnya bisa jadi inspirasi kita di sini nih. Tapi takutnya malah timbul penumpukan sampah gak ya, hehe.

    Selalu senang baca pengalaman Kak Ririn traveling di Turki. 🤩

    BalasHapus
  8. Di Jepang juga disebut cami ya mba. Apa cami itu penyebutan universal untuk masjid atau mushala?

    Baru di bandara aja udah bisa seseru itu travelingnya ya mba, apalagi kalo keliling Turki beneran. Wuih. Ditunggu cerita lengkapnya.

    BalasHapus
  9. Aamiin.... semoga beneran berjodoh ama babang tamvan dari Turki.

    Wah repot juga ya mbak kalau petugas bandara banyak yang nggak bisa diajak berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, pakai bahasa isyarat juga nggak nyambung

    BalasHapus
  10. Pengalaman seru dan inspirasi, saya sendiri menyukai ke masjid Aya Sofia di Turki, semoga terwujud, aamiin

    BalasHapus
  11. Mewah banget kakak airportnya. Kalau aku yang di sana, udah ngambil foto di setiap sudutnya. Hehe.. Aku mood banget kalau lagi di bandara entah kenapa. Suka aja. Nunggu delay pesawatpun jarang kesal. haaa Apalagi kalau airportnya macam begini.

    BalasHapus
  12. Senangnya ya bisa berkunjung ke negara-negara lain. Turki juga salah satu destinasi impian saya sih. Semoga saya juga bisa segera menginjakkan kaki di bandara Turki. Biar bisa melalak cantik kayak kakak. Hehehehe

    BalasHapus
  13. wah Turkiii......destinasi impianku nih

    ternyata udah bisa kesana ya?

    harus tambah giat nabung nih, supaya bisa cepet2 berangkat ke sana

    BalasHapus
  14. Seru banget pengalamannya, ditunggu cerita lainnya di istanbul ya. Aku sendiri udah lama gak jalan-jalan, mudah2an bisa disegerakan hehe.

    BalasHapus
  15. Wah senangnya yg lagi jalan2. Istambul dan kota2 di Turki nih bikin kita nostalgia ama kebesaran masa lampau ya. Doakan kami bisa ke sana ya mbaaak

    BalasHapus
  16. Cantik banget mbaa... Turki impian banget ini.. pengen banget bisa ksana... ayokk giat bekerja lagiii ^^

    BalasHapus
  17. Pengetahuan banget nih kalo keluar negri bli kartu provider baru.. tapi ampun yaa 300k 20gb ohhh...tidakk 😅😅🤭

    BalasHapus
  18. menarik mbak
    dalam sehari dan langsung pindah tujuan
    aku paling seneng kalau menclok menclok kayak gini, biasanya karena pertimbangan waktu traveling yang nggak panjang, dan kudu pinter atur itin juga

    BalasHapus

Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.