Penuh Drama Melepas RIndu 24 Jam di Singapura (Part 1)

by - April 08, 2019

Singapura merupakan negara mahal pertama yang kukunjungi di kawasan Asia Tenggara pada bulan Desember 2017 lalu. Bertemu dengan orang-orang baru pada masa itu membuatku rindu melangkahkan kaki kembali ke negeri singa itu.


Pofesiku sebagai guru yang bekerja pagi hingga petang mulai dari senin hingga sabtu tentunya tidak memiliki banyak waktu kosong untuk berjalan kesana kemari dalam jangka waktu lama. Waktu kurang dari 24 jam ternyata masih bisa kumanfaatkan untuk menikmati kembali kenangan di Singapura. Btw, aku punya artikel Cara Murah Liburan di Singapura, silahkan teman-teman baca yah.



Saat aku menulis kerinduan ini juga diiringi musik dari Zayn Malik yang berjudul Dusk Till Dawn. Kenapa? Karena aku dan teman yang disana saat itu sedang menyanyikan lagu ini di apartemennya.  Bernyanyi adalah salah satu cara untuk tetap waras saat melakukan perjalanan, apalagi sambil diiringi gerakan-gerakan yang menyegarkan.

Hmmm, hanya saja perjalanan kali ini tidak seindah sebelumnya meskipun tetap ada momen yang menyenangkan dengan nuansa yang berbeda. Seorang teman yang menemaniku saat Desember 2017 lalu sudah mutasi kerja ke negeri Paman Sam. Ia seorang software engineer berbakat yang bekerja pindah dari satu negara ke negara lainnya sehingga tidak selalu menetap dalam waktu lama di satu tempat.

"Hey, I am in Singapore. Now, taking photo in Marina Bay."

Pesan singkat pun kukirimkan kepadanya saat berada di Singapura sambil menyisipkan foto Marina Bay dan berharap ia segera membalasnya karena kutau saat itu masih pagi buta di Amerika. Ia menawarkan beberapa temannya untuk menemaniku selama disana namun tentu aku menolak secara halus karena waktuku pun sangat singkat menikmati negara tersebut. Aku hanya melepas rindu kurang dari 24 jam di Singapura bersama rombongan ibu-ibu yang memintaku untuk menemani perjalanan mereka.



Nikmati Perjalanan Malam Menuju Singapura

Rinduku untuk menginjakkan kaki di Singapura akan segera terealisasi nih, aku pun membatin dan merasa happy dalam hati. Tepat pukul 11.00 pm, aku beserta rombongan sudah tiba di Terminal Bersepadu Selatan (TBS) Kuala Lumpur. Perjalanan malam ini dipilih untuk menghemat biaya dan juga tentunya agar bisa tidur di dalam bus. Kami berangkat meniggalkan Kuala Lumpur pukul 11.59 pm dengan bus Seasons Express seharga 53 MYR yang sudah dipesan online sebelumnya menggunakan aplikasi BUS ONLINE TICKET.




Drama Imigrasi Johor Bahru Malaysia - Woodlands Singapura

Sekitar 5 jam lebih perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Singapura melewati border di Johor Bahru yang kemudian berhenti di Woodlands Check Point Singapura. Pertama kalinya aku masuk ke negara yang terkenal bersih dan disiplin ini melalui jalur darat a.k.a naik bus. Beberapa kerepotan mulai terjadi apalagi ini juga pertama kalinya berpergian rombongan dengan ibu-ibu. Kami harus turun dari bus dengan membawa seluruh barang bawaan yang dimiliki untuk kemudian memasuki kawasan imigrasi keluar dari Malaysia di Johor Bahru.

Perjalanan dari perbatasan Malaysia belum terlalu lama namun sudah harus berhenti dan turun lagi di Woodlands Check Point yang mana merupakan tempat cap paspor di Singapura. Yeah, kamu yang ingin mendapatkan izin masuk ke negeri singa ini memang harus melalui Woodlands ini untuk mendapatkan cap pada paspor. Antrian tidak terlalu ramai, waktu pun menunjukkan masih pukul 04.30 am. Hmm, awalnya aku sedikit berdebar karena imigrasi Singapura ini terkenal cukup ketat, bukan hanya banyak pertanyaan namun bisa saja langsung dipulangkan ke negeri kita.

Dress code bernuansa merah muda yang digunakan oleh rombongan ibu-ibu tersebut ternyata sedikit menguntungkan karena petugas imigrasi bisa langsung melihat bahwa kami saling kenal. Kami pun diarahkan melalui jalur yang sudah ada dan menggunakan alat scan paspor secara mandiri tanpa petugas yang mengecap paspor tersebut.

Drama sedikit mulai terjadi karena salah seorang rombongan diberikan banyak pertanyaan dan dibawa ke jalur berbeda. Awalnya sedikit was-was, namun ternyata hanya pindah tempat karena jempol tidak terbaca pada mesin scan, huooo syukurlah pikirku. Beberapa teman yang sudah pernah ke Singapura banyak yang memiliki drama disini bahkan masuk ke ruangan khusus dalam waktu yang lama.

Oh yeah, biasanya saat di perbatasan, kita akan diberikan nomor bus yang baru sehingga terjadi perpindahan dan harus ingat dimana si driver menunggu kita untuk melanjutkan perjalanan. Biasanya ada banyak sekali bus yang terparkir namun kita harus tetap mencari sesuai petunjuk driver sebelumnya. Hal yang harus diketahui bahwa tidak diperbolehkan memotret di kawasan imigrasi mana pun, baik jalur udara maupun darat. Apalagi tulisan-tulisan terpampang di Woodlands Singapura ini meskipun kita berfoto di luar dari gedung imigrasi namun masih di seputaran halamannya.

Aktivitas Drama Pagi Hari di Singapura

Rasa bahagia saat sudah tiba di Singapura pagi itu tidak berlangsung lama karena drama lain mulai bermunculan lagi. Bus yang membawa kami dari imigrasi menuju pusat kota Singapura ternyata tidak berhenti di tempat yang menjadi tujuan kami. Hmm, bersyukurlah masih berada di tempat yang terdapat stasiun MRT (Mass Rapid Transit), hanya saja banyak sekali renovasi di stasiun tersebut. Namun, informasi tetap mudah didapatkan karena banyak petunjuk dan ada petugas yang bisa ditanya pada stasiun tersebut.

Kami pun memilih untuk menuju stasiun China Town karena paling utama pagi ini ingin mandi dan sarapan. Perjalanan menggunakan MRT tidak terlalu lama, hanya satu stasiun saja sudah tiba di kawasan China Town. Waktu masih menunjukkan pukul 07.00 am sehingga mayoritas toko masih tutup. Kami pun tetap berkeliling sambil terus mengabadikan momen pagi itu, jepretan sana sini pun dimulai sambil mencari toko yang buka untuk beli makanan.



Ternyata menunggu pun bosan hingga kami lebih mengutamakan mencari penjual data internet agar bisa berpindah tempat. Dengan menggunakan aplikasi GRAB dengan orang yang cukup banyak maka tentu lebih nyaman. Harga data internet yang mahal di Singapura sekitar 13 dollar Singapura untuk kuota yang hanya sekitar 2 GB tentunya membuat kami hanya membeli satu kartu yang kemudian bisa digunakan bersama-sama dengan cara tethering dari satu smartphone.

Nah, ternyata dengan menggunakan satu smartphone ini juga bisa menimbulkan drama. Kami yang berjumlah 9 orang tentu membutuhkan lebih dari satu mobil apalagi memang di Singapura ini sudah ada ketentuan penumpang sesuai keterangan jumlah seater. GRAB yang dipesan tak kunjung datang karena selalu terkendala oleh jumlah kami yang hanya memesan dua mobil sementara harusnya pesan untuk ukuran yang lebih banyak. Beberapa driver sudah berulang kali membatalkan pesanan dan menolak untuk mengangkut kami ke dalam mobilnya.

Akhirnya di rombongan pertama sudah mendapatkan driver dan berangkat menuju Bugis Street yang menjadi destinasi kami selanjutnya. Hmm, dampak dari koneksi yang digunakan bersama-sama maka tentunya muncul kendala saat smartphone yang memiliki data internet tersebut sudah pergi naik di mobil pertama. Yeah, drama dengan wajah kucel belum mandi menemani sabtu pagi ini di kawasan China Town Singapura.

Aku yang berperan untuk bertanya dan meminta bantuan warga lokal maupun turis yang berada di sekitar. Meminta bantuan kepada setiap orang yang berlalu lalang agar bersedia membagikan data internetnya. Dari sekian banyak orang yang ditegur, kebanyakan adalah turis dan tidak mau memberikan bantuan. Syukurlah warga lokal Singapura itu memang kebanyakan yang helpful maka akhirnya kami menerima bantuan dari seorang perempuan muda yang tampak ingin segera berangkat kerja. Akhirnya, kami menemukan GRAB dan bisa menyusul rombongan yang ada di Bugis Junction.

Setelah bertemu dengan rombongan, kami pun makan bekal makanan yang dibawa dari Indonesia karena belum juga menemukan restoran halal yang buka. Makan di sebuah cafe yang masih tutup, numpang lapak disana dengan kekhawatiran akan diusir pemiliknya atau polisi. Selesai makan selanjutnya mencari toilet untuk mengganti pakaian. Keinginan untuk membasahi tubuh harus pupus karena toilet tidak memiliki air di dalam kamar mandi. Semua menggunakan tisu saat ingin membersihkan setelah buang air.

Huhuhu, ibu-ibu mulai menggerutu karena sudah persiapan dengan baju seragam yang cantik berwarna kuning. Air minum pun menjadi korban untuk membersihkan diri, ambil air dari wastafel,hahaha. Duh, efek hanya sebentar saja di Singapura maka drama tak ada air pun harus dirasakan karena tidak memesan hotel disini. Justru kami memesan hotel dua malam di Kuala Lumpur loh untuk meletakkan semua barang bawaan dari Indonesia sebelum berangkat ke Singapura.

Hmm,,akhirnya semua sudah  cantik dan menggunakan dress code nuansa kuning kecuali aku donk yang tetap berbeda warnanya. Kami memutuskan untuk berkeliling Bugis Street sambil mencari oleh-oleh. Yeah, aku pun punya drama dengan sepatu yang buat kaki sakit, uhh jalan-jalan gak nyaman deh. Aku pun tergiur membeli sendal jepit disini, hanya saja kuurungkan niat saat tahu harganya di luar harga normal biasa,hahahhaa (bukan kere atau pelit tapi sayang aja gitu). Ibu-ibu rombongan dengan semangat donk belanja aneka barang hingga akhirnya persediaan dollar Singapura nya menipis, terus merasa kok duit habis yah padahal belanjaan udah banyak,hahahha.

Well, setelah dari Bugis Street masih mengelilingi beberapa spot asik di Singapura donk. Selengkapnya nanti saja yah di part 2, tungguin donk ceritanya yah. Foto-foto manja saat liburan boleh cek ke instagram aku yah: @ririnwandes atau @melalakcantik.

Personal Blog:  https://www.ririnwandes.com/
















You May Also Like

8 Comments

  1. Ditunggu lanjutannya ...

    BalasHapus
  2. Ohhhh ini toh si babang bulu bulu itu sis.. Mmm.. ������

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga langsung teringat ke si Babang Bulu hihihi..
      Maaf rin jadi gagal fokus 🤣

      Hapus
  3. Liat poto poto traveling kakak dan gaya bercerita serasa berada di singapura. Haji lane dan china town yang terkenal dan makanannya yang khas

    BalasHapus
  4. Sor kali awak kalau uda baca post jalan-jalan. Berasa ikut keluar negeri.

    BalasHapus
  5. kapan la awak melalak sama kakak yang suk melalak ini

    BalasHapus
  6. Aku pengen sekali suatu saat bisa jalan2 ke sana sendiri 😃

    BalasHapus
  7. Ow ow siapa diaaa yang membuatmu begitu merindukannya??

    BalasHapus

Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.