Diskusi Ruang Publik KBR Ajak Tolak Stigma Kusta

by - Januari 29, 2022

Pemahaman tentang kusta di masyarakat harus disebarluaskan. Edukasi terhadap orang awam perlu dilakukan agar bisa berpandangan lebih luas terhadap penyintas sebuah penyakit.

Dalam lingkungan sekitar,pastinya sering menjumpai orang-orang yang belum bisa menerima kenyataan tentang penyakit orang tertentu.

Kusta ini sudah lama ada di Indonesia namun sampai hari ini stigma negatif tentang penyakitnya belum juga hilang. Ketidaktahuan masyarakat tentang gejala yang dialami bisa menyebabkan penyakit terus berkelanjutan.

Beberapa waktu lalu,saya pun mengikuti diskusi Ruang Publik KBR dengan tema "Tolak Stigmanya,Bukan Orangnya!"

Acara dipandu oleh host dari KBR yaitu Ines Nirmala. Kemudian diskusi bersama narasumber di antaranya dr Astri Ferdiana selaku Technical Advisor NLR Indonesia dan Al Qadri sebagai seseorang yang pernah mengalami kusta sekaligus Wakil Ketua Perhimpunan Mandiri Kusta Indonesia.

Diskusi ruang publik KBR


Apa Itu Kusta?

Kusta adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi serta saluran pernapasan.

Kusta ini menular sehingga banyak masyarakat yang menolak penyintas penyakit tersebut. Penularannya memang mudah melalui kulit atau hidung tetapi bukan berarti terus menjauhi orangnya.

Dua cara yang paling mendekati untuk penularannya sendiri yaitu melalui hidung maupun melalui kulit. Cara sederhananya adalah jika bakteri ayng utuh keluar dari tubuh pengidap melalui batuk atau bersin atau saat bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh orang yang sehat.

Stigma Kusta di Indonesia

Bapak Al Qadri menceritakan pengalamannya saat terkena kusta yaitu ketika masih usia 6 tahun, pada waktu itu baru mulai masuk sekolah. Salah satu orang tua murid yang melaporkan tentang gejala tersebut ke kepala sekolah karena pada saat itu Pak Qadri tidak merasa ketika dicubit temannya.

Pada waktu itu, kepala sekolah meminta ke orang tua Pak Qadri untuk tidak pergi ke sekolah agar tidak tertular tetapi alasan kepala sekolah ia tidak cukup umur. Ketika semakin banyak yang tahu ia menyidap kusta maka semakin dijauhi dan kena diskriminasi. Bahkan bukan hanya ia saja tetapi juga keluarga lainnya. 

Berhubung tidak ada kerusakan organ, ia masih tetap bermain dengan teman sebaya. Hanya saja orang tua temannya sudah tidak mengizinkan bermain dengannya. Pada saat itu, ia merasakan sekali sakitnya diskriminasi sehingga bisa dikatakan bahwa sakit kustanya tidak seberapa lebih sakit lagi diskrimanis yang didapatkan dari lingkungan sekitar.

Selain itu, kekhawatiran akan penularan penyakit tersebut juga membuat Pak Qadri tidak bisa mengikuti hajatan atau acara-acara keluarga karena banyak sanak saudara yang takut dengan penyakit kusta yang dialaminya.

Gejala Penyakit Kusta

Penting untuk segera mendeteksi penyakit kusta ini karena jika terlambat akan menyebabkan kecacatan anatomi. Gejalanya memang sangat sederhana sehingga terkadang masyarakat tidak menyadarinya. Bisa saja hanya sekedar tanda bercak berwarna merak di kulit, putih sehingga kadang dikira itu panu. Nah, bercaknya ini tidak gatal, tidak nyeri dan tidak bersisik. Bahkan tidak berasa apa-apa atau mati rasa. Oleh karena itu, penyintas tidak merasakan ketika kulitnya luka sekalipun.

Mengenal NLR

NLR yang merupakan satu-satunya organisasi yang fokus terhadap eliminasi kusta yang mana bekerja dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi kesehatan lainnya ini tentu akan membantu untuk mengiliminasi kusta tersebut. Menurut data bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga setelah India dan Brazil untuk jumlah penderita kusta terbanyak.

Tentunya harapannya bisa sampai zero untuk kasus kusta ini di Indonesia. Penting sekali untuk bersama-sama menyampaikan ke masyarakat informasi yang benar tentang penyakit kusta ini. Stigma tentu bisa dihilangkan jika secara bersama melakukan tindakan walaupun masih berat dengan kondisi diskriminasi di masyarakat.



Well,kawan-kawan sudah memahami tentang penyakit kusta ini. Saatnya kita untuk bisa saling dukung dan ikut tolak stigma negatif tentang kusta.


You May Also Like

0 Comments

Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.